PT SMI Dapat Pinjaman Rp 10 Triliun, untuk Apa?


 


PT Fasilitas Multi Infrastruktur (Persero) (PT SMI) menunjukkan performnya dalam menarik investor asing ke bagian infrastruktur. Hal itu dengan didapatnya sarana utang sindikasi dari partner perbankan asing sebesar USD 700 juta atau Rp 10,26 triliun.


Direktur Penting PT SMI (Persero) Edwin Syahruzad menerangkan, sekarang ini keseluruhan asset perusahaan Rp 79,8 triliun serta keseluruhan ekuitas Rp 37 triliun, Untuk nilai project yang diongkosi oleh PT SMI sampai Juli 2020 capai Rp 678,16 triliun, serta keseluruhan loyalitas Rp 99,9 triliun serta keseluruhan outstanding Rp 65,8 triliun.

"Ini menunjukkan jika bagian infrastruktur ialah asset class yang benar-benar disukai," kata Edwin, dalam penandatangan Kesepakatan Utang Sindikasi offshore dengan partner perbankan asing, di Jakarta, Kamis (10/9/2020).

Dia menyebutkan beberapa project yang sudah difasilitasi PT SMI dari beberapa bagian sudah memberi dampak pengganda (multiplier effect) yang besar. Sampai Juli 2020, PT SMI dapat memberi dampak pengganda sampai 6,79 kali dari keseluruhan loyalitas serta 22,22 kali dari modal disetor.

Hal tersebut searah dengan visi PT SMI dalam memberikan dukungan pemercepatan pengadaan infrastruktur di Indonesia, dengan sarana pembiayaan yang kreatif serta inovatif serta memberi faedah sosial-ekonomi buat warga di Indonesia

Lanjut Edwin, PT SMI sudah mengumpulkan dana dari beberapa sumber yang dari pasar modal, perbankan, serta lembaga internasional. Semenjak 2014, PT SMI aktif mengeluarkan obligasi serta mendapatkan tanggapan yang baik serta seringkali oversubscribed, baik dari investor lokal atau asing.

Keseluruhan obligasi yang diedarkan capai Rp 29 triliun, PT SMI jadi emiten dengan outstanding obligasi korporasi paling besar ke 4 di Indonesia.

Dari keseluruhan obligasi outstanding sejumlah Rp 23 triliun, 20 % salah satunya dipunyai oleh investor asing, hingga memperjelas keyakinan investor pada Indonesia tinggi sekali, terutamanya pada PT SMI serta bagian infrastruktur.

"Keyakinan investor pada PT SMI tidak terlepas dari rangking korporasi yang diberi oleh instansi pemeringkat lokal serta internasional. Dengan rangking idAAA (stable outlook) yang disandang PT SMI, PT Pemeringkat Dampak Indonesia (PEFINDO) memandang efek COVID-19 pada industri pembiayaan infrastruktur moderat," tuturnya.

Seperti searah dengan era sebelumnya, di bulan Mei 2020 PT SMI dengan cara persisten mendapatkan rating BBB serta AAA (idn) pada tingkat dunia (stable outlook) dari Fitch Ratings, yang menunjukkan PT SMI mempunyai kekuatan yang kuat.

Jika dibanding dengan obligor Indonesia yang lain dalam penuhi loyalitas keuangan periode panjang, dan tetap berusaha menjaga performa yang baik serta terus bereksperimen untuk tingkatkan kemampuan pembiayaan.

Awalnya, PT Fasilitas Multi Infrastruktur (Persero) (PT SMI) tanda-tangani Kesepakatan Utang Sindikasi offshore paling besar sejumlah USD 700 juta atau Rp 10,26 triliun. Utang ini dari partner perbankan asing, yaitu MUFG Bank Ltd, United Overseas Bank (UOB), Standar Chartered Bank, Bank of China (Hong Kong), serta Bank Chinatrust (CTBC Bank).

"Saya ucapkan terima kasih atas usaha keras ini, hingga dapat sukses, minimum dapat untuk kejelasan likuiditas SMI sampai tahun kedepan yang penting, saya pikir likuiditas pada sekarang ini adalah hal paling kritikal, sebab kita ketahui bersama-sama tengah hadapi kritis, efeknya kita harus sedia payung untuk hadapi likuiditas terutamanya berkaitan asset," kata Direktur Penting PT SMI (Persero) Edwin Syahruzad, dalam sambutannya, di Jakarta, Kamis (10/9/2020).

Kesepakatan ini jadi signal jika bagian pembangunan infrastruktur mempunyai ketahanan atau resilience, hingga tetap akan jadi bagian taktiks di tanah air, walau ditengah-tengah intimidasi krisis ekonomi.

Faksinya mengharap, keberlanjutan pembangunan infrastruktur bisa jadi penyebab untuk membuat kembali lagi perekonomian pada babak recovery dari epidemi.

Dia menerangkan, sasaran awal utang ialah sebesar USD 500 juta dengan pilihan greenshoe sebesar USD 200 juta. Tetapi keinginan yang tinggi, PT SMI sukses memperoleh keseluruhan utang sindikasi sejumlah USD 700 juta, walau ditengah-tengah situasi pelemahan ekonomi sebab epidemi COVID-19.

Mengenai gagasan pemakaian dana utang sindikasi ini untuk refinancing serta penuhi keperluan pembiayaan baru, yang ditujukan buat pembangunan proyek-proyek infrastruktur, hingga susunan asset liability management perusahaan akan bertambah lebih baik serta sehat.

"Beberapa project yang sudah difasilitasi PT SMI dari beberapa bagian sudah memberi dampak pengganda (multiplier effect) yang besar. Sampai Juli 2020, PT SMI dapat memberi dampak pengganda sampai 6,79 kali dari keseluruhan loyalitas serta 22,22 kali dari modal disetor," tuturnya.

Lanjut Edwin, nanti sarana sejumlah USD 700 juta ini akan ditarik dengan cara parsial, tidak semua ditarik di muka, dimana penarikan pertama untuk pelunasan dari sarana bridging loan tersebut.

Postingan populer dari blog ini

actually related to clinical depression and also stress and anxiousness

Americans spend millions of dollars on Valentine’s Day roses

Five consumer myths to ditch in 2025